Kamis, 28 Oktober 2010

Salah satu organ manusia yang dapat tumbuh kembali

Liver adalah organ yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Organ ini merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di bagian kanan atas perut. Liver memiliki lebih dari 500 fungsi, termasuk menetralkan tubuh setelah minum terlalu banyak minuman beralkohol, mengontrol penggumpalan darah, dan menghasilkan empedu yang digunakan tubuh untuk menguraikan lemak yang telah dikonsumsi. Liver terdiri atas dua bagian, lobus kiri dan lobus kanan. Lobus kanan lebih besar atau total 65% dari total volume liver. Untuk resipient dewasa, dokter akan mengambil lobus kanan. Tetapi kalau ukuran tubuh resipient lebih kecil (bukan lebih kurus) daripada donor, maka yang digunakan adalah lobus kiri yang lebih kecil sebab jika yang ditransplan lobus kanan, ketika tumbuh dan bentuknya berkembang menjadi sempurna bisa berdesakan didalam perut seperti lemari kebanyakan isi. Liver adalah satu-satunya organ dalam tubuh yang bisa memperbaharui diri sendiri. Oleh karena itu, jika diangkat...

calon penyelamat global warming..

Sejumlah pakar dari Australian Antarctic Division (AAD) telah menemukan sebuah fakta yang diperkirakan dapat menyelamatkan manusia dari pemanasan global (global warming). Fakta tersebut adalah kotoran ikan paus yang kebanyakan berasal dari ‘krill’ yang dikonsumsi hewan raksasa tersebut, yang secara efektif dapat menyebarkan penyubur bagi tanaman di perairan samudra. Hewan krill adalah hewan air berkulit keras dengan tubuh kecil seperti udang. Menurut Steve Nicol dari AAD, berton-ton krill tersebut yang dikonsumsi ikan paus mengandung zat besi, dan ketika ikan paus mengeluarkan sebagian zat besi tersebut dalam betuk kotoran berwarna coklat kemerahan ke air, maka dapat memulihkan seluruh rantai pangan dan menyuburkan tanaman di kedalaman samudra. Sedangkan zat besi merupakan unsur penting untuk pertumbuhan tanaman laut, dapat menyerap karbondioksida ketika tanamanan sedang tumbuh.. Dalam penelitian yang dilakukan Antarctic Climate and Ecosystems Cooperative Research...

Teori Relativitas

100 tahun sebelum Einstein mencetuskan teori relativitas, ilmuwan Muslim di abad ke-9 M telah meletakkan dasardasar teori relativitas, yaitu saintis dan filosof bernama Al-Kindi yang mencetuskan teori itu.

Dunia sains modern di awal abad ke-20 M dibuat takjub oleh penemuan seorang ilmuwan Yahudi Jerman bernama Albert Einstein. Fisikawan ini pada 1905 memublikasikan teori relativitas khusus (special relativity theory). Satu dasawarsa kemudian, Einstein yang didaulat majalah Time sebagai tokoh abad XX itu mencetuskan teori relativitas umum (general relativity theory).

Teori relativitas itu dirumuskannya sebagai E=mc2. Rumus teori relativitas yang begitu populer menyatakan bahwa kecepatan cahaya adalah konstan. Selain itu, teori relativitas khusus yang dilontarkan Einstein berkaitan dengan materi dan cahaya yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi.

Sedangkan, teori relativitas umum menyatakan, setiap benda bermassa menyebabkan ruang-waktu di sekitarnya melengkung (efek geodetic wrap). Melalui kedua teori relativitas itu, Einstein menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetis tidak sesuai dengan teori gerakan Newton. Gelombang elektromagnetis dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa dipengaruhi gerakan sang pengamat.

Inti pemikiran kedua teori tersebut menyatakan, dua pengamat yang bergerak relatif akan mendapatkan waktu dan interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama. Meski begitu, isi hukum fisik akan terlihat sama oleh keduanya. Dengan ditemukannya teori relativitas, manusia bisa menjelaskan sifat-sifat materi dan struktur alam semesta."Pertama kali saya mendapatkan ide untuk membangun teori relativitas, yaitu sekitar tahun lalu 1905. Saya tidak dapat mengatakan secara eksak dari mana ide semacam ini muncul. Namun, saya yakin, ide ini berasal dari masalah optik pada benda-benda yang bergerak," ungkap Einstein saat menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa Kyoto Imperial Uni versity pada 4 Desember 1922.

Benarkah Einstein pencetus teori relativi tas pertama? Di Barat sendiri, ada yang meragukan teori relativitas itu pertama kali ditemukan Einstein. Sebab, ada yang berpendapat bahwa teori relativitas pertama kali diungkapkan oleh Galileo Galilei dalam karyanya bertajuk Dialogue Concerning the World's Two Chief Systems pada 1632.

Teori relativitas merupakan revolusi dari ilmu matematika dan fisika. Sejatinya, 1.100 tahun sebelum Einstein mencetuskan teori relativitas, ilmuwan Muslim di abad ke-9 M telah meletakkan dasar-dasar teori relativitas, yaitu saintis dan filosof legendaris bernama Al-Kindi yang mencetuskan teori itu.

Sesungguhnya, tak mengejutkan jika ilmuwan besar sekaliber Al-Kindi telah mencetuskan teo ri itu pada abad ke-9 M. Apalagi, ilmuwan kelahiran Kufah tahun 801 M itu pasti sangat me-ngua sai kitab suci Al quran. Sebab, tak di ragukan lagi bahwa ayat-ayat Alquran mengandung pengetahuan yang absolut dan selalu menjadi kun ci tabir misteri yang me liputi alam semesta raya ini.

Aya-ayat Alquran yang begitu menakjubkan inilah yang mendorong para saintis Muslim di era keemasan mampu meletakkan dasar-dasar sains modern. Sayangnya, karya-karya serta pemikiran para saintis Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditutuptutupi.

Dalam Al-Falsafa al-Ula, ilmuwan bernama lengkap Yusuf Ibnu Ishaq Al- Kindi itu telah mengungkapkan dasardasar teori relativitas. Sayangnya, sangat sedikit umat Islam yang mengetahuinya. Sehingga, hasil pemikiran yang brilian dari era kekhalifahan Islam itu seperti tenggelam ditelan zaman.

Menurut Al-Kindi, fisik bumi dan seluruh fenomena fisik adalah relatif. Relativitas, kata dia, adalah esensi dari hukum eksistensi. "Waktu, ruang, gerakan, dan benda, semuanya relatif dan tak absolut," cetus Al-Kindi. Namun, ilmuwan Barat, seperti Galileo, Descartes, dan Newton, menganggap semua fenomena itu sebagai sesuatu yang absolut. Hanya Einstein yang sepaham dengan Al-Kindi. "Waktu hanya eksis dengan gerakan; benda dengan gerakan; gerakan dengan benda," papar Al-Kindi. Selanjutnya, Al-Kindi berkata, "... jika ada gerakan, di sana perlu benda; jika ada sebuah benda, di sana perlu gerakan." Pernyataan Al- Kindi itu menegaskan bahwa seluruh fenomena fisik adalah relatif satu sama lain. Mereka tak independen dan tak juga absolut. Gagasan yang dilontarkan Al-Kindi itu sama dengan apa yang diungkapkan Einstein dalam teori relativitas umum. "Sebelum teori relativitas dicetuskan, fisika klasik selalu menganggap bahwa waktu adalah absolut," papar Einstein dalam La Relativite. Menurut Einstein, pendapat yang dilontarkan oleh Galileo, Descartes, dan Newton itu tak sesuai dengan definisi waktu yang sebenarnya.

Menurut Al-Kindi, benda, waktu, gerakan, dan ruang tak hanya relatif terhadap satu sama lain, namun juga ke objek lainnya dan pengamat yang memantau mereka. Pendapat Al-Kindi itu sama dengan apa yang diungkapkan Einstein.

Dalam Al-Falsafa al-Ula, Al-Kindi mencontohkan, seseorang melihat sebuah objek yang ukurannya lebih kecil atau lebih besar menurut pergerakan vertikal antara bumi dan langit. Jika orang itu naik ke atas langit, dia melihat pohon-pohon lebih kecil. Jika dia bergerak ke bumi, dia melihat pohon-pohon itu jadi lebih besar. "Kita tak dapat mengatakan bahwa sesuatu itu kecil atau besar secara absolut. Tetapi, kita dapat mengatakan bahwa itu lebih kecil atau lebih besar dalam hubungan kepada objek yang lain," tutur Al- Kindi. Kesimpulan yang sama diungkapkan Einsten sekitar 11 abad setelah Al- Kindi wafat.

Menurut Einstein, tak ada hukum yang absolut dalam pengertian hukum tak terikat pada pengamat. Sebuah hukum, papar dia, harus dibuktikan melalui pengukuran. Al-Kindi menyatakan, seluruh fenomena fisik, seperti manusia menjadi dirinya, adalah relatif dan terbatas.

Meski setiap manusia tak terbatas dalam jumlah dan keberlangsungan, mereka terbatas; waktu, gerakan, benda, dan ruang yang juga terbatas. Einstein lagi-lagi mengamini pernyataan Al-Kindi yang dilontarkannya pada abad ke-11 M. "Eksistensi dunia ini terbatas meskipun eksistensi tak terbatas," papar Einstein.

Dengan teori itu, Al-Kindi tak hanya mencoba menjelaskan seluruh fenomena fisik. Namun, juga dia membuktikan eksistensi Tuhan. Karena, itu adalah konsekuensi logis dari teorinya. Di akhir hayatnya, Einsten pun mengakui eksistensi Tuhan. Teori relativitas yang diungkapkan kedua ilmuwan berbeda zaman itu pada dasarnya sama. Namun, penjelasan Einstein telah dibuktikan dengan sangat teliti.

Bahkan, teori relativitasnya digunakan untuk pengembangan energi, bom atom, dan senjata nuklir pemusnah massal. Sedangkan, Al-Kindi mengungkapkan teorinya untuk membuktikan eksistensi Tuhan dan keesaan-Nya. Sayangnya, pemikiran cemerlang sang saintis Muslim tentang teori relativitas itu itu tak banyak diketa hui. Sungguh sangat ironis, memang.


Si Jenius dari Abad IX

Al-Kindi atau Al-Kindus adalah ilmuwan jenius yang hidup di era kejayaan Islam Baghdad. Saat itu, panji-panji kejayaan Islam dikerek oleh Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya, yakni Al-Amin (809-813), Al-Ma'mun (813- 833), Al-Mu'tasim, Al-Wasiq (842-847), dan Mutawakil (847-861).

Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan. Khalifah juga mempercayainya untuk berkiprah di Baitulhikmah yang kala itu gencar menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai bahasa, seperti Yunani.

Ketika Khalifah Al-Ma'mun tutup usia dan digantikan putranya, Al-Mu'tasim, posisi Al-Kindi semakin diperhitungkan dan mendapatkan peran yang besar. Dia secara khusus diangkat menjadi guru bagi putranya. Al-Kindi mampu menghidupkan paham Muktazilah. Berkat peran Al-Kindi pula, paham yang mengutamakan rasionalitas itu ditetapkan sebagai paham resmi kerajaan.

Menurut Al-Nadhim, selama berkutat dan bergelut dengan ilmu pengetahuan di Baitulhikmah, Al-Kindi telah melahirkan 260 karya. Di antara sederet buah pikirnya itu telah dituangkan dalam risalah-risalah pendek yang tak lagi ditemukan. Karya-karya yang dihasilkannya menunjukan bahwa Al-Kindi adalah seorang yang berilmu pengetahuan yang luas dan dalam.

Ratusan karyanya itu dipilah ke berbagai bidang, seperti filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik, dan meteorologi. Bukunya yang paling banyak adalah geometri sebanyak 32 judul. Filsafat dan kedokteran masing-masing mencapai 22 judul. Logika sebanyak sembilan judul dan fisika 12 judul.

Rabu, 27 Oktober 2010

membuat gambar abstrak memakai potoshop

In this tutorial, I will show you how you can use Warp tool plus to create
great looking abstract shapes to decorate your design. The steps are really
simple and the effect can be used in a wide range of occasions, have a try

OK let’s get started!

Step 1

Create a new document sized 900px * 790px, fill the background layer with
black color.
Create a new layer called “custom shape” and grab the Ellipse Tool from the
toolbox:

On the toolbox, set style to “none”, and color to be “white”: (you can use a
different colour if you wish)

Draw a shape as shown below:

Now we want to add some shadow to it to create some depth. Apply the
following Inner Shadow Settings to this layer:

Here is the effect so far:

Step 2

On this layer, hit Ctrl + T and right-click, choose “Warp”:

Then click and drag the edge of the shape:

Now use your creativity, experiment with all sorts of warping options – Go
Wild!
Here are a few examples:


Step 3

Apart from using the Shape Tool, we can also use the Rectangular or
Elliptical Marquee too with brush tool to the create shape, then
warp them.
Now grab the Elliptical Marquee tool to draw a selection on a new layer:

While the selection is active, grab a soft white brush and paint to the spot
as shown below:


Again, you can experiment with the warp tool with this shape:


One thing you should notice is that the mouse cursor changes its shape into
a solid black arrow when dragging is enabled:

Step 4

No doubt so far you will have a bunch of custom shapes after all those
warping done previously. Combine them together and form any shapes you like. I
did the following shape:

Now let’s add a globe to the image. Create a new layer called “globe” and
draw a white circle as shown below:

Apply the following layer blending options to this layer:
Inner Shadow

Gradient Overlay

Now let’s add a hole on the globe. Create a new layer on top of the globe
layer, then draw a black hole as shown below: (with shape tool)

Apply the following layer blending mode to this layer:
Inner Glow

Stroke

Here is the effect so far:

Add another hole of the left side by duplicating the one on the right, made
sure you resize/distort it to the fit the shape of the globe:

Create a new layer on top of the globe layer, grab a soft white brush and do
a single-click on the spot below, set the layer blending mode to “overlay”:

Now we’re done with one globe, for more effect depth, we can produce two
more globe simply by duplicating all the previous
globe layers (or you can group them together first, then duplicate the group):

Make sure you resize each globe so they vary in size.

Step 5

We’re nearly done! For some extra effects, I decided to add a black and
white gradient fill layer on top of the background layer for some contrast:

Also we can add some highlights by using a soft white brush, and paint to
the following spots:

Now flatten the image, duplicate the background layer ocean and go to Filter
> Noise > Median and apply the following settings:

Drop the opacity of this medium layer to around 60% – as
you can see, the image becomes a bit softer and have
a dreamy effect:


Optionally, you can render some cloud on the image to create extra effect:

Finally, create a new layer called “colour
overlay” and set the blending mode to “overlay”, opacity around 80%, grab a
soft brush and paint some colour of your choice on
it.
Here is the final effect: (click to enlarge)

That’s it for this tutorial! Hope you enjoy it and find it interesting and
inspirational. Until next time, have a nice day!

Ensiklopedia

Situs/Blog ini bertujuan untuk memperluas wawasan anda.